Senin, 08 Desember 2025

Cokelat Bisa Sehat atau Tidak Tergantung Jenis Konsumsinya

Cokelat Bisa Sehat atau Tidak Tergantung Jenis Konsumsinya
Cokelat Bisa Sehat atau Tidak Tergantung Jenis Konsumsinya

JAKARTA - Banyak orang menjadikan cokelat sebagai camilan favorit—bukan hanya karena rasanya yang manis dan mudah dinikmati, tetapi juga karena kemampuannya memperbaiki suasana hati. Namun, ketika pembahasan memasuki ranah kesehatan, opini tentang cokelat sering terbagi dua. 

Di satu sisi, cokelat kerap dianggap sebagai makanan yang harus dihindari saat menjalani pola makan sehat. Di sisi lain, beberapa studi menunjukkan manfaat tertentu dari kandungan kakao. Situasi ini membuat status cokelat sebagai makanan sehat atau tidak menjadi topik menarik yang jarang memiliki jawaban sederhana.

Perdebatan tersebut muncul karena produk cokelat yang beredar sangat beragam. Tidak semua cokelat diciptakan dengan komposisi yang sama, sehingga manfaat nutrisinya pun berbeda. Kondisi inilah yang membuat banyak orang salah kaprah mengenai kandungan cokelat secara keseluruhan. 

Baca Juga

Makna Singkatan Jalan Tol dan Perkembangannya di Indonesia

Ketika membaca bahwa cokelat bermanfaat untuk jantung atau peradangan, sebagian orang langsung menyamakan semua cokelat sebagai sumber nutrisi sehat. Padahal kenyataannya, hanya cokelat tertentu yang dapat memberikan efek positif tersebut.

Dilansir dari WebMD, para ahli menjelaskan bahwa ada kandungan cokelat yang memang bersifat bermanfaat bagi tubuh. Namun ada juga jenis cokelat yang justru memberi risiko kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. 

Perbedaan ini terletak pada bahan tambahan yang menyertai produk cokelat seperti gula, lemak, susu, atau pemanis lain. Hal ini membuat diskusi mengenai cokelat tidak bisa dijawab hanya dengan “sehat” atau “tidak sehat”.

Kandungan Flavonoid yang Membuat Cokelat Menarik

Di balik rasa manisnya, cokelat memiliki salah satu senyawa menarik bernama flavonol, bagian dari kelompok antioksidan alami yang berasal dari tanaman kakao. 

Senyawa inilah yang dipercaya memberikan sebagian manfaat kesehatan dari cokelat. Menurut para ahli, flavonol dapat mendukung fungsi pembuluh darah, menjaga kesehatan jantung, serta membantu mengurangi peradangan.

Ahli gizi Julie Stefanski dari Academy of Nutrition and Dietetics mengatakan bahwa penelitian tentang cokelat sangat kompleks. Banyak variabel yang bisa memengaruhi hasil studi, seperti pola makan seseorang, gaya hidup, kondisi kesehatan, hingga faktor genetik.

 Selain itu, istilah dark chocolate dalam penelitian pun tidak selalu konsisten. Ada penelitian yang menggunakan bubuk kakao, ada yang memakai suplemen flavonol, dan ada juga yang menggunakan cokelat batangan komersial. Perbedaan bentuk ini membuat hasil studi tidak mudah dibandingkan secara langsung.

Penelitian terkini lebih menekankan bagaimana flavonol bekerja di dalam tubuh. Ahli epidemiologi dari Harvard Medical School, Howard Sesso, menemukan bahwa konsumsi suplemen flavonol kakao setiap hari selama dua tahun dapat menurunkan kadar CRP (C-reactive protein). 

CRP dikenal sebagai salah satu penanda peradangan yang berhubungan dengan risiko penyakit jantung. Temuan ini didukung penelitian besar bernama COSMOS, yang menunjukkan konsumsi suplemen flavonol kakao dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 27 persen.

Manfaat ini, tentu saja, berasal dari flavonol dalam kakao—bukan dari gula atau lemak tambahan yang sering ditemukan dalam cokelat komersial. Semakin banyak bahan tambahan yang digunakan, semakin berkurang pula kadar flavonol yang tersisa.

Jenis Cokelat dan Pengaruhnya terhadap Nilai Gizi

Ketika mempertimbangkan apakah cokelat masuk kategori makanan sehat, jenis cokelat menjadi faktor penting yang menentukan jawabannya. Produk cokelat yang dijual di pasaran umumnya telah mengalami proses pengolahan panjang dan diberi tambahan gula, lemak, susu, serta perasa. Akibatnya, kandungan kakao yang seharusnya menjadi komponen utama justru lebih sedikit dibandingkan bahan tambahannya.

Sebaliknya, cokelat hitam dengan kandungan kakao tinggi memiliki jumlah flavonol yang lebih besar. Itulah sebabnya cokelat hitam lebih sering dikaitkan dengan manfaat kesehatan dibandingkan cokelat manis biasa. Namun, walaupun lebih sehat, cokelat hitam tetap memiliki kalori cukup tinggi sehingga konsumsinya harus dibatasi.

Cokelat murni tanpa campuran adalah jenis yang paling mendekati bentuk alami kakao. Produk seperti bubuk kakao tanpa gula atau dark chocolate minimal 70% kakao sering direkomendasikan bagi yang ingin merasakan manfaat flavonol tanpa kelebihan kalori dan gula. Dengan memahami perbedaan komposisi tersebut, konsumen dapat lebih bijak memilih jenis cokelat yang sesuai tujuan kesehatannya.

Cara Menjadikan Cokelat Bagian dari Pola Makan Sehat

Bagi pecinta cokelat, kabar baiknya adalah makanan ini tetap bisa masuk ke dalam pola makan sehat selama jenis dan porsinya diperhatikan. Manfaat kesehatan dari cokelat berasal dari flavonol kakao, bukan dari gula atau lemak tambahan. Artinya, untuk mendapatkan manfaat gizi terbaik, pilihlah produk cokelat dengan kandungan kakao yang lebih tinggi.

Meski begitu, penting diingat bahwa cokelat tetap makanan tinggi kalori. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan, diabetes, atau masalah metabolik lainnya. 

Oleh karena itu, batasan porsi menjadi hal penting. Mengonsumsi sedikit cokelat hitam setiap hari  misalnya satu potong kecil—bisa memberikan sensasi menyenangkan tanpa merusak pola makan.

Cokelat dapat menjadi bagian dari pola makan yang lebih sehat jika dikonsumsi secara moderat, dipadukan dengan makanan bergizi seimbang, dan tidak menggantikan sumber nutrisi penting lainnya. 

Dengan cara ini, cokelat tetap memberikan kenikmatan tanpa mengabaikan aspek kesehatan. Kini, pemahaman tentang kandungan dan jenis cokelat menjadi kunci agar setiap orang bisa menikmati camilan favorit ini dengan lebih bertanggung jawab.

Muhammad Anan Ardiyan

Muhammad Anan Ardiyan

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Konser KPop Tetap Digelar Meski Bencana Alam Melanda

Konser KPop Tetap Digelar Meski Bencana Alam Melanda

Raffi Ahmad dan Nagita Bantu Korban Banjir Rp 15 Miliar

Raffi Ahmad dan Nagita Bantu Korban Banjir Rp 15 Miliar

Rencana Pernikahan Taylor Swift–Travis Kelce Jadi Sorotan Dunia

Rencana Pernikahan Taylor Swift–Travis Kelce Jadi Sorotan Dunia

Cloud Dancer Jadi Tren Warna 2026 Pilihan Pantone

Cloud Dancer Jadi Tren Warna 2026 Pilihan Pantone

Rekomendasi Mie Kopyok Terbaik Semarang 2025 dengan Kuah Bening

Rekomendasi Mie Kopyok Terbaik Semarang 2025 dengan Kuah Bening